MEMBANGUN BUDAYA MEMBACA MASYARAKAT DI PERPUSTAKAAN MESJID USWATUN HASANAH JADO


Kondisi pendidikan di Dompu yang carut marut ini, diperparah dengan rendahnya minat membaca dari masyarakatnya.  Hal ini bisa diidentifikasi dari minimnya antusias masyarakat untuk mendatangi perpustakaan terdekat.  Dewasa ini,  masyarakat kita telah terjerumus ke dalam budaya hidup konsumtif dan hedonistik,  sehingga hidup dan kehidupannya terperangkap dalam stagnasi intelektual.
Diperlukan perubahan cara berpikir dan tindakan dari masing-masing pihak.  Mengoptimalkan peran wadah atau lembaga kemasyarakatan dan keagamaan (perpustakaan masjid) serta memaksimalkan fungsinya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,  merupakan  sebuah solusi konkrit yang mampu membawa perubahan positif bagi masyarakat.
Fakta sejarah membuktikan, fungsi masjid di jaman nabi Muhammad  SAW bukan saja sebagai pusat kegiatan ibadah yang bersifat ubudiah,  tetapi juga merupakan pusat kegiatan muamalah,  baik yang bersifat politik,  ekonomi,  sosial,  pendidikan,  budaya maupun pertahanan dan keamanan.
Akan tetapi,  masjid yang ada pada saat ini hanya berkisar pada  tempat rutinitas ibadah mahdah saja.  Sedikit sekali  masjid yang memaksimalkan peran dan fungsinya untuk kemajuan jama’ah dan lingkungannnya.  Bahkan,  yang sangat mengerikan, muncul image di mata masyarakat bahwa masjid dewasa ini dijadikan “sarang” untuk pembinaan dan pelatihan para teroris.   Sehingga pada akhirnya minat masyarakat untuk memakmurkan masjid menjadi terkikis.
Minimnya perhatian pemerintah,  kurangnya tenaga profesional untuk mengurus perpustakaan masjid, perpustakaan yang tidak terurus,  dan rendahnya antusias masyarakat terhadap perpustakaan masjid,  merupakan masalah yang harus dipecahkan bersama-sama.
Oleh karena itu,  sebagai lambang agama yang memiliki fungsi vital bagi pencerahan spiritual dan peningkatan intelektual serta pengembangan kesalehan sosial,  maka masjid harus dikembalikan pada fungsinya semula.  Salah satu aspek yang perlu ditonjolkan dari potensi masjid adalah peran dan fungsinya sebagai “kawah candradimukanya” generasi Islam untuk menambah wawasan dan pengetahuan sekaligus pengembangan potensi mereka.  Sehingga cahaya Islam yang telah redup bisa bersinar lagi dan mampu menjadi mercusuar peradaban dan kebudayaan dunia. (aa)

GTA

GTA
dukungan AKHDIANSYAH

akhdiansyah

wadunggapidompu

Translate